Mengenal Sosok Kharismatik Tuan Guru Muhammad Bakhiet bin KH. Ahmad Mughni

Mengenal Sosok Kharismatik Tuan Guru Muhammad Bakhiet bin KH. Ahmad Mughni

Membaca biografi orang-orang sholeh atau para ulama merupakan salah satu penyemangat dan obat bagi mereka yang haus akan suri tauladan yang baik, sebagaimana perkataan sayyidina Umar bin al-Khattab radiyallahu 'anhu  berkata:
“Hendaklah kalian mendengar cerita-cerita tentang orang yang memiliki keutamaan, kerana hal itu termasuk dari kemuliaan dan ketenangan bagi jiwa”.
Pada tulisan Kali ini mari kita berkenalan dengan seorang ulama kharismatik Kalimantan, khususnya daerah Banua Lima. Seorang ulama yang memiliki sifat tenang dan menenangkan, juga sosok panutan bagi umat baik itu dari amal ibadah seperti tarekat maupun dari segi keilmuan. Lelaki ini dalam usahanya mengemban dakwah, berhasil memikat banyak hati masyarakat Banua Lima. Sudah tidak bisa dihitung berapa jumlah manusia yang membanjiri tiap majlis pengajian beliau, baik itu di Barabai maupun Balangan. Dari tutur katanya terbit mutiara penenang hati dan penyejuk jiwa bagi tiap hati yang gersang, serta penghilang dahaga dalam siraman kalbu. Mengingat betapa pentingnya saling mengenal antara guru dan murid, maka marilah sedikit kita berkenalan dengan sosok ulama kharismatik Kalimantan, kenamaan Barabai yang terkenal dengan tarekat Alawiyah-nya, KH. Muhammad Bakhiet bin KH. Ahmad Mughni.


Kelahiran
    Tuan Guru Haji Muhammad Bakhiet atau biasa dipanggil Guru Bakhiet, dilahirkan pada 1 Januari 1966 di Telaga Air Mata, Kampung Arab, kabupaten Hulu Sungai Tengah.

Nasab Tuan Guru
    Ayah beliau adalah Tuan Guru Haji Ahmad Mughni (Nagara-HSS) bin Tuan Guru Haji Ismail (Alabio) bin Tuan Guru Haji Muhammad Thahir (Alabio) bin Khalifah Haji Syihabuddin (Pulau Penyangat-Kepulauan Riau) bin Maulana Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari (Martapura). Dari ayahnya inilah dia sangat banyak mengambil ilmu, khususnya ilmu batin, dan orang tuanya sekaligus sebagai syekh murobby mursyidnya.
    Meski memiliki jalur silsilah nasab keluarga yang bagus, yakni keturunan Syekh Arsyad (Bani Arsyadi), yang dalam kultur Banjar dapat menjadi garansi untuk menjadikan seorang tokoh agama yang dihormati, Guru Bakhiet biasanya menolak untuk berbicara tentang nasab, apalagi menonjolkannya. Namun, di kalangan murid-muridnya, perihal nasab ini sudah menjadi pengetahuan umum. Ketidakmauan sang Guru menyebut-nyebut silsilahnya ini justru semakin mengangkat kharismanya karena hal ini dianggap sebagai bukti sikap rendah hati (tawadhu’) yang dimilikinya.

Perjalanan Menuntut Ilmu
    Pendidikan Guru Bakhiet di tahap pendidikan formal, hanya sampai kelas IV Sekolah Dasar Negeri pada tahun 1976. Selebihnya dia lebih banyak menimba ilmu pada pendidikan non formal, yaitu mulai dari pendidikan dari kedua orang tuanya, khususnya dari ayahnya yang seorang ulama(Tuan Guru Haji Ahmad Mugni). Beliau pernah menimba ilmu di Pondok Pesantren Ibnu Amin (Pamangkih) pada tahun 1977 kurang lebih selama tiga tahun. Selanjutnya pada tahun 1980 menjadi santri Pondok Pesantren Darussalam (Martapura) kurang lebih enam bulan. Dari situ kemudian pindah ke Darussalamah(mangun jaya)kurang lebih satu setengah tahun.
    Setelah sekian lama di Martapura, kemudian beliau kembali ke Barabai dan berguru dengan orang tua sendiri dan berguru dengan para ulama yang ada di sekitarnya. Dalam memperdalam ilmu agama ia banyak mengambil dari para ulama terkemuka.
Tuan Guru Ahmad Mughni

Guru-Guru Beliau
    Guru-guru beliau antara lain adalah orang tua dia sendiri yaitu Tuan Guru Haji Ahmad Mughni, dari sini sangat banyak ilmu yang diperoleh khususnya berkenaan dengan ilmu bathin (ilmu tasawuf). Ilmu fikih secara khusus berguru dengan Tuan Guru Haji Abdul Wahab (Kampung Qadli Barabai). Ilmu bahasa Arab khususnya ilmu Nahwu ditimbanya dari Tuan Guru Haji Hasan dan Tuan Guru Haji Saleh (Barabai). Sedangkan berkenaan dengan ilmu falak dia pelajari dari Tuan Guru Haji Mahfuz bin Tuan Guru Haji Muhammad Ramli bin Tuan Guru Haji Muhammad Amin, seorang tokoh Pendiri Pondok Pesantren Ibnul Amin Pamangkih.

Perjalanan Guru Bakhit Dalam Menitih Tarekat
    Di samping sebagai ulama. Tuan Guru Haji Muhammad Bakhiet juga seorang guru Tarikat Alawiyah. Berkenaan dengan dengan Tarikat Alawiyah ini secara historis dia pada tahun 1993 dikirim ke Surabaya (Bangil). Di sinilah dia mengaji dan mengambil Tarikat Alawiyah dari Habib Zein Al Abidin Ahmad Alaydrus. Kurang lebih satu tahun bergelut dalam dunia Tarikat Alawiyah dengan syarat para jamaah yang mengikutinya tidak kurang dari 40 orang. Waktu itu ada sejumlah nama yang aktif malah menjadi murid utama dia, di antaranya adalah Abdul Karim, Abdurrahim, Abdul Aziz, Abdushomat, Abdul Muin, Ahmad Mugeni, Ahmad Said, Ahmad Nor, Ali Mawardi, Baihaqi, Fahrurrazi, H. Abdussalam, H. Alfian Hidayat, H. Darussalam, Zunaidi HA, Mahdi Jauhari, Muhammad Arsyad, Muhammad Ahyad, Muhammad Farid Wajidi, dan lain-lain. Tarikat Alawiyah sangat maju pesat perkembangannya yang pengikutnya hingga kini mencapai puluhan ribu orang.
Suasana Pengajian dan Tarekat di Balangan
Pada mulanya pengajian tarikat Alawiyah bertempat di Pondok Pesantren Hidayaturrahman Barabai. Di tempat ini pengajian berlangsung kurang lebih 40 minggu atau 40 kali pertemuan. Namun setiap kali pertemuan pesertanya semakin bertambah. Bertambahnya jumlah jamaah maka dia pindah lagi ke pondok pesantren Rahmatullah Ummah. Dari sinilah nantinya menjadi pondok pesantren Nurul Muhibbin yang cukup terkenal itu dan selanjutnya pindah ke Paringin dengan lokasi yang sangat luas dan lengkap dengan pemukimannya.

Mengenal Lebih Dalam Sosok Kharismatik Beliau
    Sosok Tuan Guru Haji Muhammad Bakhiet sangat kharismatik dan sangat dihormati oleh masyarakatnya di Hulu Sungai. Menurut informasi seseorang, insya Allah benar, karena informasi ini muncul dari salah satu murid Tuan Guru Sekumpul. Beliau, Abu Zein Al-Banjari memberitahu kepada saya bahwa Guru Bakhiet di alam ruhani, adalah murabbi mursyid Thariqat Syadziliyyah di Kalsel.
    
    Menurut beberapa orang yang dekat dengan dia, kelebihan yang dimiliki oleh dia di samping ilmu dan amaliahnya, antara lain yaitu:
    -Menjauhi pemerintah. Contohnya dia menolak dibawa Umrah oleh Pemerintah Daerah. 
    -Netral dalam persoalan politik dan tidak ikut-ikutan dalam persoalan ini. Umpamanya dia menolak pemberian berupa uang dan harta karena kepentingan polotik (partai). 
    -Dia tahan terhadap godaan dunia (wara’). 
    -Sangat memuliakan para habaib. Setiap tanggal 3-5 dia membagi beras untuk para janda, habaib atau yang miskin. Begitu juga pada hari raya. Karena kecintaannya yang luar biasa terhadap para habaib. Konon dia tidak bisa dalam seharipun kalau tidak bertemu dengan habib, walaupun hanya melihat mukanya.


Sumber : Fecebook Muhibbin Guru KH. Muhammad Bakhit https://www.facebook.com/Muhibbin-Guru-KHMuhammad-Bakhiet-AM-453576134812698/

Foto Bersama Tuan Guru Muhammad Bakhiet
Ketika Sowan dan Meminta Doa, Sebelum keberangkatan Menuju Mesir




Komentar

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. terimakasih ilmu nya muhammad adnan izin copy

    BalasHapus
  3. Saya sangat senang dgn tausiah dari guru bakhid dn mengikuti yg di yutube di situ menuntun cara menata hati yg lebih diarahkan kesyareat dn hakekhot tausiah guru bakhid menyejukan hati semoga Alloh memberi kesempatan untk sa ya bisa sowan silaturohmo kpda beliau Aamin . Sumanto kulon progo yogyakarta .

    BalasHapus
  4. Smg kita diberi oleh Alloh kemanfaata dan keberkahan ilmunya...dan smg beliau dimudahkan sgl urusannya dan dipanjangkan umurnya...aaamiin

    BalasHapus
  5. Alhamdulillah tambah ilmu ttg profil ulama sholih Tuan Guru Bakhiet, semoga beliau diberikan kesehatan dan dipanjangkan umurnya oleh Allah SWT, dan saya sangat berharap diakui sbg santrinya, walaupun ngjinya melalui yutub, aamiiin YRA

    BalasHapus
  6. Àlhamdulillah. Kata2 beliau umpamà cahaya yang terus meresàp ke dalam kalbu saya apabila mendengarnya. Beliau adalah Tuan Guru saya walaupun saya hanyà belajar & mendengar tausiah beliau dari youtube. Beliau adalah Murabbi.

    BalasHapus
  7. Alhamdulillah, setiap hari mendengarkan pengajian beliau , dengan suaranya yg penyejukan hati.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya betul jadi terus2 an kepingin dengerin tausyiahnya beliau, dan mengamalkannya, bahkan pingin banget ya ketemu dan kenalan, syukur2bisa tanya2 yg kita gak faham, sayangnya jauh..
      Kalau ada ke Jakarta Insyaa Allah saya hadir 🙏

      Hapus
  8. Alhamdulillah... Saya beberapa kali ngikuti kajiannya di YouTube, timbul dihati ingin bertemu dan ingin menjadi muridnya mudah2 Allah Ridho dan mengabulkannya💓

    BalasHapus
  9. Semoga guru sehat selalu ,dilancarkan selalu segala urusan beliau.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Biografi Syekh Ad-Dardir

RESENSI KITAB TA'LIM MUTA'LIM