Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2018

Kisah Ulama Banjar Tuan Guru Zuhdiannor

Gambar
Tawadhu Ulama dan Habaib Ketika orang-orang membludak menghadiri haul Pengarang Simtud Duror di Solo, di mana duduknya habib mulia yang namanya masyhur seantero Indonesia bahkan negara tetangga pun mengenalnya seperti Habib Lutfi bin Yahya Jawabannya: di tengah kerumunan juga, seperti orang-orang. Semoga kita mendapat barakahnya para hadirin kendati jiwa ini tak bertemu ~ ketawadhuan Ulama Banjar ~ Dari statusku tadi teringat tentang ketawadhuan ulama banjar, salah satunya ulama kondang mashur seantero kalimantan khususnya Kalimantam Selatan, bahkan sampai daerah pelosok pun mengenal siapa sosok beliau, nama beliau adalah Tuan Guru KH. Zuhdiannor. Sosok ulama banjar yang kental dengan ramah, sopan-santun serta bermasyarakat (etss, jangan di sangkut-pangutkan beliau dengan pencitraan, karena beliau iklas membantu). Nah jadi tepat hari kemarin ada kejadian kebakan di kampung arab (nama kampung di Banjarmasin), mendengar kejadian itu Tuan Guru Zuhdi dengan sigap langsun

Sampah

Gambar
SAMPAH Orang bertanya siapa aku? Ku jawab Aku hanya segumpal plastik Yang berselimutkan kabut Sekalipun angin berhembus Aku tetap tak terlihat Karena mereka hanya menganggapku sampah Tak berguna, dan tak diharapkan Terombang ambing gelombang Di antara pasang surut samudra Tanpa diperhatikan Tapi apa peduliku Bukankah sampah masih bisa jadi bahan yang berguna Mereka hanya tau arti sampah Tapi seakan lupa apa yang bisa dihasilkan dariku Kiniku duduk di setiap tempat Sudut kota yang indah berubah menjadi kota tua Sungai yang jernih mulaiku injak-injak tanpa kenal ampun Taman hijau pun sedikit demi sedikit mulai terjamah menjadi kecoklatan Aku hanya butuh perhatian dan kesadaran Tak pernah minta lebih Bukankah permintaanku ini demi kebaikan kita bersama. 10 Maret 2018 District 10, Nasr City, Cairo, Egypt. *Muhammad Adam

Tanah Sejarah

Gambar
Tanah Sejarah Kepada: Bapak Soekarno dan Indonesiaku Oleh : Muhammad Adam Rosady* Kali ini ketika cucuran darah berkisah masa  lalu Tentang dentum meriam yang menghangtam langit Juga para pahlawan yang  terkoyak hujan peluru Air mata menjadi saksi sungai kesengsaraan Yang diseret penjajahan sepanjang tanah sejarah Di ujung tanah kampung itu kita kenang kembali Seorang lelaki berjiwa api dan wanita berhati melati Merumuskan sebuah perjanjian kemerdekaan Dan menjahit kain merah putih di pangkuannya Di tanah tumpah darah ini rakyatnya Soekarno Kami lanjutkan menegakkan perjuanganmu Di atas mimbar-mimbar kedaulatan bangsa Yang selalu berpegang teguh pada pancasila Sebagai anak cucu penerus masa depanmu Di tanah bersejarah Kami tak akan pasrah dan menyerah Meski air mata jatuh dan darah tumpah  Kami pantang untuk mengaku menyerah Dan sekarang Pejabat elit sibuk mempersiapkan diri di atas panggung Sedangkan kami hanya menonton di sudut temb