Biografi Sayyidah Nafisah

Biografi Sayyidah Nafisah bintu Hasan al-Anwar (Mesir)
oleh : Muhammad Adam Rosady

Sebelum kita mengenal siapakah sosok Sayyidah Nafisah (Mesir). Alangkah baiknya terlebih dahulu mengenal apa itu ahlul bait (keluarga Nabi).
Ahlul Bait adalah keturunan Rasulullah Saw. yang memiliki ikatan nasab, mereka adalah keturunan Fathimah, adapun nasab keturunannya akan tetap kekal sampai hari kiamat.
Rasulullah sendiri menegaskan untuk mencintai ahlul bait diriwayatkan bahwa Nabi Saw. bersabda "Didiklah anak-anak kalian untuk tiga hal: mencintai Nabi kalian, mencintai Ahlul Baitnya dan membaca Al-Quran, karena para penghafal Al-Quran itu berada di bawah naungan Allah pada hari tiada naungan lain selain naungan-Nya, bersama para Nabi dan orang-orang pilihan-Nya.” 
Imam Syafi' mengungkapkan di dalam syairnya
Mesjid Imam Syafi' - Mesir
 Wahai Ahlul Bait Rasulullah, mencintai kalian…
Kewajiban dari Allah dalam Al-Quran yang Ia turunkan
Siapa yang tidak membaca doa shalawat untuk kalian, tidak ada shalat baginya
Itu sudah cukup menunjukkan agungnya kemuliaan kalian. 


mengingat begitu mulianya mereka, maka kami ingin sedikit memperkenalkan salah satu tokoh ahlul bait di kota Mesir. Ada sebuah pepatah terkenal "Tak kenal maka tak cinta", oleh sebab itu mari kita berkenalan dengan keluarga Nabi Saw. perlu diketahui bahwa ahlul bait yang berada di Mesir itu tidak sedikit, akan tetapi sangat banyak. Dalam kesempatan tulisan kali ini kami ingin mengenalkan sosok Sayyidah Nafisah bint Hasan al-Anwar, makam (kuburan) berada di Mesjid Sayyidah Nafisah, tepatnya berada di Fusthat (Kairo lama). Beliau adalah tokoh ahlul bait perempuan yang terkenal di kota Mesir, yang mana sumbernya  kami ambil dari kitab-kitab, cerita para masyaikh al-Azhar dan penuturan dari masyarakat setempat. Semoga tulisan kami ini bermanfaat bagi semua pembaca dan bagi kami sendiri.
Mesjid Sayyidah Nafisah - Mesjid ini dulunya adalah rumah beliau

Nama dan Nasab
adalah keturunan dari Rasulullah Saw. dari Sayyidina Hasan.
Nafisah bint Hasan al-Anwar bin zaid al-Ablaz bin Hasan bin Ali bin Abi Tholib

Gelar
 Sayyidah Nafisah memiliki banyak sekali gelar yang disenatkan kepadanya karna kemuliannya serta kasih sayang masyarakat Mesir kepada, sebagian gelar/panggilan beliau adalah :
 - Nafisah sang perempuan suci
 - Perempuan yang memiliki banyak karamat
 - Nafisah yang mempunyai banyak ilmu
 - Nafisah al-Misriyin (untuk membedakan Nafisah yang berada di Mesir dengan yang di daerah lain)
 - Dll

Lahir
Sayyidah Nafisah dilahirkan di kota Mekkah, hari Rabu, 11 Rabiul Awal 145 H. Yakni pada masa kekhalifahan sultan Jafar al-Mansur.

Masa Kecil
Masa kecil berada dalam didikan sang ayah, dari kecil sudah terlihat tanda-tanda ketakwaan, di saat anak kecil sibuk dengan masa kecilnya bermain, maka hal itu berbeda dengan Nafisah kecil, dia lebih senang menghabiskan waktu untuk beribadah, membaca Alquran dan menuntut ilmu.

Akhlak
beliau adalah seorang yang sempurna dari segi nasab dan perilaku yang terpuji. Sayidah Nafisah adalah orang yang senang menolong orang lain, suka bersedekah, amanah dan bijaksana kepada semua orang.

Pernikahan
Ketika umurnya sudah beranjak pada masa remaja, banyak lelaki yang meminangnya, karena mereka tahu bahwa Sayyidah Nafisah adalah seorang  perempuan yang baik dari segi agama dan ibadah.
Terlebih lagi beliau adalah seorang yang cantik rupa dan akhlak. Sampai suatu hari datang seorang lelaki yang meminang bernama Ishaq Mu'tamin bin Jafar as-Shodiq, sosok lelaki yang memiliki nasab mulia, pangkat, kekayaan dan keluasan ilmu.
    - Mimpi dari Rasulullah tentang pinangan mereka
Ketika Ishaq bin Mu'tamin meminang Nafisah, ayahnya Nafisah masih belum memberikan jawaban pinangan Ishaq, maka Ishaq segera pergi mengadu ke makam Rasulullah saw. kemudian berkata di depan kubur Rasulullah "Wahai Rasulullah Saw. sungguh aku hendak meminang Nafisah bin Hasan al-Anwar semata-mata karena bagus agama serta ibadahnya", setelah berkata demikian di depan kubur Rasulullah Saw. maka pulanglah Ishaq ke rumahnya. pada malam itu juga ayahnya Nafisah, Hasan al-Anwar bin Zaid al-Ablaz bermimpi melihat Rasulullah bersabda "Nikahkan anakmu Nafisah dengan Ishaq bin Mu'tamin.
Maka menikahlah mereka berdua atas perintah langsung dari Rasulullah.

Pindah ke Mesir
Pada masa dekade kedua kekhalifahan Dinasti Abasiyah, ketika Al-Mansur menjabat menjadi khalifah, beberapa tragedi tentang ahlul bait terjadi, di antaranya ayah Sayyidah Nafisah yakni Hasan al-Anwar ditahan pemerintah karena ada beberapa konflik.
Maka Sayyidah Nafisah melihat situasi yang semakin mencekam, terdengar dari berita para warga yang sering melakukan ekspedisi dagang bahwa ada suatu negeri yang mana penduduknya mencintai ahlul bait dan sangat memuliakan mereka.
Mesir juga beberapa kali namanya disebutkan di dalam Alquran dan juga Hadis, salah satunya di dalam kitab shohih Muslim, sumber periwayatannya dari sahabat Abu Dzar 
  قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّكُمْ سَتَفْتَحُونَ مِصْرَ وَهِيَ أَرْضٌ يُسَمَّى فِيهَا الْقِيرَاطُ فَإِذَا فَتَحْتُمُوهَا فَأَحْسِنُوا إِلَى أَهْلِهَا فَإِنَّ لَهُمْ ذِمَّةً وَرَحِمًا
Sesungguhnya kamu (kaum Muslimin) pasti akan dapat menaklukkan negeri Mesir, yaitu suatu wilayah yang terkadang dinamakan Al Qirath. Apabila kalian telah dapat menguasai negeri Mesir, maka berbuat baiklah kepada para penduduknya! Karena, bagaimanapun, mereka memiliki hak untuk dilindungi.

Mendengar berita seperti itu maka Sayyidah Nafisah membulatkan tekad untuk pindah ke Mesir. setelah tekad bener-bener kuat untuk pindah ke Mesir, maka berangkat Sayyidah Nafisah beserta sang suami dari kota Madinah menuju Mesir. Dalam perjalanan tidak lupa mereka sambil berziarah ke makam Nabiyullah Ibrahim As. dan para ahlul bait lainnya.

Mesir Menyambut Mereka
26 Ramadhan 193 H. rombongan Sayyidah Nafisah menginjakan kaki di Mesir. Manakala mereka sampai di Mesir, masyarakat dari seluruh penjuru menyambut dengan suka cita dan sambutan hangat atas  kedatangan mereka di Mesir. karena itu akan semakin menambah keberkahan bumi yang mereka pijak dengan adanya keluarga baginda Nabi Saw.

Aktivitas Ibadah 
Sayyidah Nafisah adalah sosok perempuan yang sangat senang menghabiskan waktunya didedikasikan untuk ibadah dan rajin menuntut ilmu. beliau juga tatkala melakukan sholat fardu dan sholat sunat selalu tersambung (tanpa terputus oleh perbuatan sia-sia), hari-harinya juga selalu dihabiskan untuk puasa dan berzikir kepada Allah Swt. dan tak lupa pula mengkaji ilmu agama untuk lebih mendekatkan diri dan mengenal Allah.

Karamat Sayyidah Nafisah
mihrab Sayyidah Nafisah
Sebenarnya karamat beliau banyak tapi kami hanya menyebutkan sebagian saja. sebagaimana yang tercatat di dalam kitab siarul a'lamun nubala karya Syekh adz-Dhabi, kitab yang mengupas tentang sejarah para ulama dari masa ke masa. Kisah karamat ini juga sering diceritakan para Syekh kami di Al-Azhar.

Tatkala Imam Syafi' dilanda penyakit yang semakin parah sampai-sampai banyak para dokter mengira inilah akhir kehidupan sang imam. Menyadari itu semua imam Syafi' lekas memanggil murid setianya yang bernama Rabi' untuk menemui Sayyidah Nafisah, Imam Syafi' berpesan kepada muridnya "katakan kepada Sayyidah Nafisah kalau Syafi' meminta doamu untuk menjadi perantara kepada Allah, mendengar itu Rabi' bergegas menuju mihrab (tempat ibadah) Sayyidah Nafisah dengan membawa botol berisi air. Sayyidah Nafisah mengetahui pesan tersebut langsung membacakan bismillahir rahman nir rahim kemudian mendoakan untuk kesembuhan sang Imam, maka kembali Rabi' kepada Imam Syafi' lalu memberikan botol tersebut lantas langsung diminum sang Imam, alhamdulillah dengan izin Allah seketika itu penyakitnya hilang. Dan begitulah setiap kali Imam Syafi' merasakan penyakitnya semakin parah maka doa Sayyidah Nafisah lah yang menjadi perantaranya. Akan tetapi hal aneh terjadi ketika suatu hari Rabi' memintakan air kepada Sayyidah Nafisah akan tetapi dia tidak mau memberikan air seperti biasanya. Namjn hanya memberikan seuntai doa "Semoga dia mendapat nikmat untuk bisa memandang Allah Swt. maka melihat situasi yang seperti itu kembalilah Rabi' menjumpai sang guru lalu menceritakan tentang keanehan tersebut. Mendengar cerita dari sang murid maka sadar Imam Syafi' kalau ajal semakin dekat. Mulailah Imam Syafi' menulis sepucuk wasiat, di antaranya berisikan bahwa dia berharap Sayyidah Nafisah nantinya ikut mensholati jenazahnya. Tidak lama berselang maka berhembuslah nafas terakhir Imam Syafi'. ketika waktu tiba, wasiat pun menjadi kenyataan, pada hari itu jasad Imam Syafi' di bawa ke tempat Sayyidah Nafisah atas perintah gubernur yang ketika itu menjabat yakni as-Sirri bin Hakam karena mengingat wasiat Imam Syafi'. Selepas sholat jenazah tiba-tiba terdengar suara aneh tidak diketahui dari mana asalnya, mengatakan bawa "Sungguh Allah telah mengampuni dosa setiap orang mensholati jenazah Syafi' karena keberkahan Syafi' dan Allah mengampuni dosa Syafi' dengan keberkahan Sayyidah Nafisah.

Wafat Sayyidah Nafisah
Awal bulan Rajab Sayyidah Nafisah terkena penyakit, sang suami mengetahui hal itu menyarankan untuk kembali ke Madinah saja, akan tetapi masyarakat Mesir mendengar rencana perginya mereka dari Mesir, membuat hati penduduk menjadi sedih dan sebagian besar mereka berkata "jangan kalian tinggalkan negeri Mesir karena kami tidak mempunyai keberhana untuk bumi kami kalau kalian pergi" begitu cintanya mereka dengan ahlul bait sampai-sampai mereka tak mau kehilangan Sayyidah Nafisah beserta keluarga.
Siang dan malam terus bergulir mengikuti poros alam dan ketentuan sang Maha Kuasa tanpa henti, sampailah pada awal jumat bulan ramadhan, penyakitnya pun semakin parah, Sayyidah yang gemar menghiasi harinya dengan puasa, dokter menyarankannya untuk tidak berpuasa, dia menjawab "Aku ingin ketika nanti bertemu dengan Sang Pencipta, aku dalam keadaan ibadah puasa"
Segala kehidupan dan kematian itu sudah Allah tentukan dalam garis yang sempurna, tak ada seorang yang mampu menghalangi kehendak Allah, kita seorang hamba hanya bisa bertawakala kepada Allah dengan doa-doa yang membumbung di antara lapisan langit di sambut dengan ramah para malaikat.
Sampai pada pertengahan bulan Ramadhan tahun 207 H. roh Sayyidah Nafisah datang menjumpai yang Maha Kuasa, kuasa Allah ketika menemui roh hamba yang Ia cintai sedang ketika itu Sayyidah Nafisah dalam keadaan membaca Alquran sampai pada ayat 127 Qs. Al An'aam
 
لَهُمْ دَارُ السَّلَامِ عِندَ رَبِّهِمْ ۖ وَهُوَ وَلِيُّهُم بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Artinya "Bagi Mereka (disediakan) tempat yang damai di sisi Tuhannya. dan Dialah pelindung mereka kerena amal kebaikan yang mereka kerjakan"

Semoga dengan membaca biografi ini menambah kecintaan kita kepada keluarga Nabi Saw. dan bisa meneladani jejak kehidupan mereka untuk kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dan salah satu tujuan kami adalah mengenalkan Mesir, bahwa Mesir bukan cuma punya al-Azhar dan piramid serta sungai nil, tapi Mesir juga punya ahlul bait yang mulia yang terus menjadikan bumi Mesir menjadi subur dan tentram.
Untuk kedepannya semoga kami masih mempunyai kesempatan untuk mengupas kehidupan ahlul bait, ulama dan keindahan kota Mesir lainnya.

Sumber:
- Alquran 
- Kitab Siarul a'lamun nubala, Syekh adz-Dzahabi
- Kitab Badrut tamam fi ali baitil kiram, Karya Syekh Dr. Hisyam Kamil as-Syafi'
- Kitab Kawakib ad duriah
- Rekaman Ceramah Syekh Dr. Usamah Azhary di Mesjid Azhar, ketika perkumpulan ulama Yaman, Syam dan Mesir
- Talaqi (Ngaji duduk bersama Masyaikh Azhar
-Penuturan masyarakat sekitar makam Sayyidah Nafisah

Komentar

  1. Masya Allah... Begitu indahnya perjlann beliau ...mdhn2 aku bisa seperti beliau... Dlm taat dn ibadah... Aamiin...

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Biografi Syekh Ad-Dardir

Mengenal Sosok Kharismatik Tuan Guru Muhammad Bakhiet bin KH. Ahmad Mughni

RESENSI KITAB TA'LIM MUTA'LIM