Perubahan musim

PERUBAHAN MUSIM

Derai hembusan angin di bumi seribu menara Cairo yang dulunya terasa begitu menusuk kulit mulai sedikit demi sedikit memudar, ufuk barat dan timur langit sungai nil pun tak terasa semakin berubah menunjukan perubahan musim, masyarakat sudah mulai berbondong bondong berkerja dipagi melepaskan selimut dan jaket tebal yang selama ini terus berpelukan bersama dalam ikatan kehangatan.

"Ah, musim dingin sudar berakhir" baruku teringat rasanya sudah lama tak menulis, mungkin sudah hampir satu minggu jemari tak bersentuhan dengan tulisan-tulisan, ya disaat kawan-kawanku sendiri terus melangkah bahkan ada yang sudah bergerak membuat sebuah buku, aduhai rasanya semakin tertinggal jauh dibandingkan meraka yang terus melangkah.

Berbicara tentang kemalasan, semenjak bertemu musim dingin yang kira kira 3 bulan atau lebih menyelimuti negri Mesir, semangat rasanya kendor, baik semangat membaca kitab-kitab (buku-buku), talaqi (mengkaji Ilmu langsung kepada masyaikh) sampai untuk membaca Al Quran pun malasnya minta ampun, rasanya lebih nikmat bermain-main dengan gadget sambil bermalas-malasan dengan selimut manja atau sekedar menonton televisi ya, walaupun bisa dibilang menonton televisi berbahasa arab juga menjadi bahan pembelajaran, tapi tetap saja namanya belajar itu dari guru bukan dari tv semata.

Perpindahan musim kali ini mengingatkanku tujuan dan berbagai angan-angan saat pesawat terbang landas dari hutan vinus Kalimantan tempat kelahiranku, saat itu jutaan harapan dan angan-angan   akanku laksanakan ketika kaki menginjakan bumi Al-Azhar, nanar bola mata ini tatkala mengingat kembali hal itu, rasanya aku dzolim kepada orang tua dan sanak family yang kutinggalkan, dan aku dzolim kepada orang-orang yang mengimpikan belajar dibumi seribu menara, mungkin meraka memiliki cita-cita untuk mengais ilmu di Universitas Islam terkernal didunia Al Azhar.
Tapi nyatanya apa aku yang saat ini yang bisa dibilang termasuk orang orang yang beruntung bisa belajar ke negri orang, malah menganggapnya hanyalah hal sepele dan biasa saja, padahal sudah jelas ribuan orang memiliki impian menjadi mahasiswa Universitas Islam tertua didunia ini.
"Kali ini aku dzolim kepada ribuan orang" bisikku dalam kesendirian menyesali apa yang telah kulewati

Tak pantasku menyalahkan musim dingin ataupun menyalahkan individual serta lingkungan disekitar, meraka memang diciptakan dengan jalur mereka masing-masing, cuma diri ini yang kurang perhatian dalam menyikapi kehidupan bukan mereka ataupun musim yang salah, sekarang cobalah untuk berbenah dan merubah kebiasaan buruk yang dulu menyelimuti utamanya ketika musim dingin.
"mau jadi apa kamu kalau malas-malasan seperti itu"  salah satu pesan ustadz Miqdad yang sering beliau ungkapkan ketika melihat murid-muridnya  yang bersantai-santai ketika belajar.

Sudahlah yang lalu biar berlalu, supaya menjadi pelajaran diwaktu mendatang bukan menjadi penyesalan tanpa realisasi tapi untuk bergerak menuju aktivitas baru merubah jarum jam.

Mulai bergerak ingat kembali tujuan kalian ketika melangkahkan kaki meninggalkan orang tua
Ingat kembali cita-cita yang ingin kalian raih
Ingat kembali apa bagaimana jerih payah orang tua ketika membiayaimu kehidupanmu

JANGAN SIA-SIAKAN PERJUANGAN ORANG TUA DAN JANGAN LUPAKAN TUJUAN KALIAN MELANGKAH KAKI DARI RUMAH !

@mohamed adam

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Biografi Syekh Ad-Dardir

Mengenal Sosok Kharismatik Tuan Guru Muhammad Bakhiet bin KH. Ahmad Mughni

RESENSI KITAB TA'LIM MUTA'LIM