Biografi Syekh Ibnu Hajar Al asqolani
*IBNU HAJAR AL ASQOLANI ULAMA INSPIRATIF DALAM EKSPEDISI ILMU *
Mungkin kalau anak anak santri/santriwati, ataupun para penggiat Hadis sudah akrab ketika mendengar nama Al Hafidz Ibnu Hajar Al Asqolani .
ya pasti yang terbayang di kepala kita masing masing yang pernah mendengar nama itu akan terbayang dengan kitab Fathul bari( Syarah Shohih Bukhari) kitab yang begitu monumental dalam dunia Islam, maupun dalam ruang lingkup pesantren, sebuah kitab yang memaparkan tentang tiap tiap goresan hadis yang tertanam dalam kitab Shohih Bukhari dengan sangat jelas dan mudah di pahami, mungkin karna itulah kitab itu begitu di senangi para pembaca setia kitab Shohih Bukhari- dan tak kalah penting nya dengan di dampingi secangkir kopi di sela sela nya
Tapi kali ini saya bukan untuk mengoreksi ataupun membahas kitab tersebut, tapi untuk memperkenalkan kepada para pembaca siapa sih pengarang kitab tersebut ?
Bagaimana kehidupan beliau ?
Dan bagaimana perjuangan mencari ilmu beliau ?
Okee langsung saja kita berkenalan siapa itu Al Hafidz ibnu Hajar Al Asqolani
*Nama dan Nasab
Nama Beliau bernama Ahmad bin Ali bin Muhammad bin Muhammad bin Ali bin Mahmud bin Ahmad bin Hajar Al-Kannani Al-Asqalani Al-Mishri.
*Gelar/Pangkat
Cukuplah kalau kita berbicara masalah gelar beliau rasa nya terlalu banyak, cukup lah satu saja sudah bisa membuat kita terpukau .
Beliau di beri pangkat Al Hafidz dalam ilmu hadis,
Seseorang untuk bisa mendapatkan gelar tersebut tidak lah begitu banyak persyaratan cukup anda bisa menghapalkan 100.000 Hadist rapi beserta sanad nya, tentu nya tidak lah mudah bisa menghapal Hadis sebanyak itu, tapi begitulah kenyataan nya sosok Ibnu Hajar Al Asqolani yang bisa mengembat gelar Al Hafidz dalam ilmu hadis- adapun kelebihan mendapatkan gelar Al Hafidz dapat menshahihkan sanad dan matan hadits dan dapat men-ta’dil-kan dan men-jarh-kan rawinya. ( sekarang banyak orang memvonis hadis itu dhoif, ini shohih hanya berpegang pada ulama yang kapabilitas nya jauh dari kata Al Hafidz .
*Kelahirannya
Beliau dilahirkan tanggal 12 Sya’ban tahun 773 Hijriah dipinggiran sungai Nil di Mesir kuno.
*Perjalanan hidup
Ibnu Hajar tumbuh dan besar sebagai anak yatim, ayah beliau meninggal ketika ia berumur 4 tahun dan ibunya meninggal ketika ia masih balita. Ayah beliau meninggal pada bulan rajab 777 H. setelah berhaji dan mengunjungi Baitulmaqdis dan tinggal di dua tempat tersebut. Waktu itu Ibnu Hajar ikut bersama ayahnya. Setelah ayahnya meninggal beliau ikut dan diasuh oleh Az-Zaki Al-Kharubi (kakak tertua ibnu Hajar) sampai sang pengasuh meninggal.
Ibnu Hajar tumbuh dan besar sebagai anak yatim piatu yang menjaga iffah (menjaga diri dari dosa), sangat berhati-hati, dan mandiri dibawah pengasuhan kedua orang tersebut. Pengasuhnya ibnu hajar begitu menyayangi nya dan memberikan perhatian yang luar biasa dalam memelihara dan memperhatikan serta mengajari beliau. Dia selalu membawa Ibnu Hajar ketika bepergian dan tinggal di Makkah hingga ia meninggal dunia tahun 787 H.
Beliau mengkatamkan hafalan Al Quran pada usia 9 tahun (cukup dari sana terlihat bagimana gigih dan cerdas nya ibnu hajar kecil dalam belajar )
Ketika Ibnu Hajar berumur 12 tahun ia ditunjuk sebagai imam shalat Tarawih di Masjidil Haram .
Tahun 786 H Ibnu Hajar kembali ke tanah kelahiran di Mesir menemui kakak nya .
Ibnu Hajar benar-benar bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu, hingga ia hafal beberapa kitab-kitab induk seperti Al-‘Umdah Al-Ahkaam karya Abdulghani Al-Maqdisi, Al-Alfiyah fi Ulum Al-Hadits karya guru beliau Al-Haafizh Al-Iraqi, serta yang lainnya.
Nah dari sini lah berawal cerita Ekpedisi Imam Al Hafidz Ibnu Hajar Al Asqolani dalam mencari Ilmu
Pertama kali ia diberikan kesenangan meneliti kitab-kitab sejarah (tarikh) lalu banyak hafal nama-nama perawi dan keadaannya. Kemudian meneliti bidang sastra Arab dan menjadi pakar dalam syair.
Kemudian diberi kesenangan menuntut hadits . namun beliau belum konsentrasi penuh dalam ilmu ini kecuali pada tahun 796 H. Diwaktu itulah beliau konsentrasi penuh untuk mencari Hadits dan ilmunya.
Saat ketidakpuasan dengan apa yang didapatkan akhirnya Ibnu Hajar bertemu dengan Al-Hafizh Al-Iraqi yaitu seorang Syaikh besar yang terkenal sebagai ahli fikih( Al Hafidz Al Iraqi inilah yang menjadi guru pembimbing Ibnu Hajar baik secara spiritual maupun edukasi sampai menjadikan Al Hafidz Ibnu Hajar seperti yang kita kenal sekarang ), Al hafidz Iraqi orang yang paling tahu tentang madzhab Syafi’i di zaman nya. Disamping itu ia seorang yang sempurna dalam penguasaan tafsir, hadist dan bahasa Arab. Ibnu Hajar Bersama sang guru selama sepuluh tahun.
Dalam sepuluh tahun ini Ibnu Hajar menyelinginya dengan perjalanan ke Syam dan yang lainnya. Ditangan syaikh inilah Ibnu Hajar berkembang menjadi seorang ulama sejati dan menjadi orang pertama yang diberi izin Al-Iraqi untuk mengajarkan hadits.
Sang guru memberikan gelar Ibnu Hajar dengan Al-Hafizh dan sangat di muliakannya.
Adapun setelah sang guru meninggal perjalanan Ibnu hajar tak terhenti hanya sampai di sana, Semangat nya dalam meraih Ilmu belum berakhir
dia belajar melanjutkan dengan guru kedua yaitu Nuruddin Al-Haitsami, dan Imam Muhibbuddin Muhammad bin Yahya bin Al-Wahdawaih dari guru inilah yang menyuruh Ibnu Hajar melanjutkan memperdalam Ilmu Fiqh
Daerah-daerah yang pernah menjadi bukti gigih nya Imam Ibnu Hajar bukan hanya Mesir,
Imam Ibnu Hajar juga melakukan rihlah (perjalanan tholabul ilmi) ke negeri Syam, Hijaz(Mekah dan Madinah) dan Yaman,
Sehingga ilmunya matang dalam usia muda hingga mayoritas ulama di zaman beliau mengizinkan beliau untuk berfatwa dan mengajar.
Para Guru Beliau
Al-Hafizh Ibnu Hajar sangat memperhatikan para gurunya dengan menyebut nama-nama mereka dalam banyak karya-karya ilmiahnya. Beliau menyebut nama-nama mereka dalam dua kitab, yaitu:
Al-Mu’jam Al-Muassis lil Mu’jam Al-Mufahris.
Al-Mu’jam Al-Mufahris.
Imam As-Sakhaawi membagi guru beliau menjadi tiga klasifikasi:
1. Guru yang beliau dengar hadits darinya walaupun hanya satu hadits
2. Guru yang memberikan ijazah kepada beliau
Guru yang beliau ambil ilmunya secara mudzkarah atau mendengar darinya khutbah atau karya ilmiahnya.
3. Guru beliau mencapai lebih dari 640 orang, sedangkan Ibnu Khalil Ad-Dimasyqi dalam kitab Jumaan Ad-Durar membagi para guru beliau dalam tiga bagian dan menyampaikan jumlahnya 639 orang.
Wafatnya
Setelah melalui Fase-fase kehidupan yang penuh dengan kegiatan ilmiah dalam khidmah terhadap ilmu dan berjihad menyebarkannya dengan beragam sarana yang ada.
Ibnu Hajar jatuh sakit dirumahnya setelah ia mengundurkan diri dari jabatannya sebagai qadhi pada tanggal 25 Jamadil Akhir tahun 852 H.
Dia adalah seorang yang selalu sibuk dengan mengarang dan mendatangi majelis-majelis ta'lim . Ketika menjelang pertemuan nya dengan sang Ilahi di saat-saat terakhir nya, ia berkata, “Ya Allah, Engkau boleh tidak memberikanku kesehatan, tetapi janganlah engkau tidak memberikanku pengampunan.”
Beliau berusaha menyembunyikan penyakitnya dan tetap menunaikan kewajibannya mengajar dan membacakan imla’. Namun penyakit tersebut semakin bertambah parah sehingga para tabib dan penguasa (umara) serta para Qadhi Bolak-balik menjenguk beliau. Sakit ini berlangsung lebih dari satu bulan kemudian beliau terkena diare yang sangat parah sampai mengeluarkan darah.
kemudian pada malam sabtu tanggal 18 Dzulhijjah tahun 852 H. berselang dua jam setelah shalat isya’, orang-orang dan para sahabatnya berkerumun didekatnya menyaksikan hadirnya sakaratul maut.”
Hari itu adalah hari musibah yang sangat besar. Orang-orang menangisi kepergiannya sampai-sampai orang non muslim pun ikut meratapi kematian beliau. Pada hari itu pasar-pasar ditutup demi menyertai kepergiannya. Para pelayat yang datang pun sampai-sampai tidak dapat dihitung. Semua para pembesar dan pejabat kerajaan saat itu datang mensholati dan bersama masyarakat yang banyak sekali menshalatkan jenazah beliau. Diperkirakan orang yang menshalatkan beliau lebih dari 50.000 orang dan Amirul Mukminin khalifah Al-Abbasiah mempersilahkan Al-Bulqini untuk menyalati Ibnu Hajar di Ar-Ramilah di luar kota Kairo. Jenazah beliau kemudian dipindah ke Al-Qarafah Ash-Shughra untuk dikubur di pekuburan Bani Al-Kharrubi yang berhadapan dengan masjid Ad-Dailami di antara makam Imam Syafi’i dengan Syaikh Muslim as silmi
.
Karya Ilmiah Beliau.
Al-Haafizh ibnu Hajar telah menghabiskan waktunya untuk menuntut ilmu dan menyebarkannya dengan lisan, amalan dan tulisan. Beliau telah memberikan jasa besar bagi perkembangan beraneka ragam bidang keilmuan untuk umat ini
Sebagaimana yang tertulis di Batu nisan beliau di sana tertera lebih dari 200 karya karya ilmiah,
Beliau telah memberikan jasa besar bagi perkembangan beraneka ragam bidang keilmuan untuk umat ini
Semoga Allah senantiasa memberikan kepada beliau limpahan rahmat nya atas jasa-jasa nya yang terus berkesinambungan serta ilmu dan karya-karya nya yang terus di pelajari orang-orang sampai sekarang
Selamat jalan imamul muhaddis Al Hafidz Ibnu Hajar Al Asqolani
Semoga suatu saat nanti kita di pertemukan di bawah panji baginda Nabi Muhammad
Salam kami untuk mu wahai imam,
Salam kami para pecinta mu dan penggagum mu
Semoga Allah balas jasa mu dengan sebaik baik nya balasan
Sekedar coretan hamba Allah (MAR" )-ibnu fahamah
* sebagian cerita di sadur dari para masyaikh Al Azhar Mesir
Komentar
Posting Komentar