LENTERA YANG TERSISA

LENTERA YANG TERSISA

Kicau burung membumbung di angkasa
Sayup sayup terdengar suara memanggil
meski suara itu
Tak semerdu nyanyian lembut seorang ibu
Kau membingkai kami dengan ritme ketulusan
Yang mengantarkan hati kami
Menuju bukit tinggi
Bernama kedamaian
Meski sentuhanmu tak selembut belaian suci seorang ibu
Namun dengan perhatian mu
Kami terhangatkan dengan kasih sayangmu
usaha mu membuat kami paham arti perjuangan

Tangis kami luluh
Kala ku ingat ucapan indahmu menimang kami
Kala ku sentuh tubuh letihmu menjaga kami

Seperti karang menjaga debu pasir
Dan layaknya pohon jati yang kuat walau bertabrakan dengan alam nan keras demi menjaga kehangatan hutan bersama nya
Kau jaga kami..
Kau lindungi kami
Dari kotoran jiwa dan raga yang kan basahi kami
Kau rela di terpa deburan ombak
Yang berlalu
Demi kami
Demi anak anak mu

Seakan tak pernah letih
Kau sapu tetes air mata kami
Seakan tak pernah bosan
Kau sadarkan aku dari tangisan

Ku urai hati ini
Untukmu
Untuk segalanya yang tlah kau labuhkan pada dermaga hidup kami
Walau kami sadar kasih seorang bapa t'k semanis ibu
Tapi  dari sisi itu tuhan buka lebar mata tuk bersyukur karna masih sisakan lentra hidup untuk kami

Hanya sekapur puisi
Dari ketulusan hati
Untukmu bapakku
Yang sedang berulang tahun
Terima kasih
Atas segala jasa mu yang tak akan pernah terlupakan

**************
.
.
.
.
#ywc
#gtc

@mohamed Adam Rusyadi

Komentar

  1. Menyentuh, Kak. Koreksinya perhatikan ya. Untuk kata Tuhan, huruf T menggunakan huruf kapital. Semangat.

    BalasHapus
  2. Terima kasih atas kritik dan saran

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Biografi Syekh Ad-Dardir

Mengenal Sosok Kharismatik Tuan Guru Muhammad Bakhiet bin KH. Ahmad Mughni

RESENSI KITAB TA'LIM MUTA'LIM